Bismillah.
Allah berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُم مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ
“Wahai manusia, ingatlah nikmat Allah kepada kalian, apakah ada pencipta selain Allah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit dan bumi, tidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Dia, maka dari manakah kalian dipalingkan.” (Fathir : 3)
Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata :
معنى هذا الذكر الشكر
Makna ingat/dzikir dalam ayat ini adalah -perintah- untuk bersyukur -kepada Allah-
Sumber : http://quran.ksu.edu.sa/tafseer/qortobi/sura35-aya3.html
Maksudnya ayat ini mengandung perintah untuk mensyukuri nikmat Allah. Sebagaimana diterangkan para ulama bahwa syukur itu adalah meyakini bahwa nikmat yang datang ini semuanya dari Allah, memujia Allah atasnya, dan menggunakan nikmat itu untuk ketaatan dan meraih keridhoan Allah.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa salah satu pilar syukur adalah dengan mengakui kenikmatan yang Allah berikan kepada hamba. Inilah pula yang menjadi asas dalam ibadah yaitu menancapnya keyakinan bahwa segala nikmat yang kita peroleh bersumber dari pemberian Allah. Ini yang disebut dengan istilah musyahadatul minnah, sebagaimana dipaparkan Ibnul Qayyim rahimahullah dalam al-Wabil ash-Shayyib.
Sebagaimana dijelaskan ulama,, bahwa dari musyahadatul minnah itulah muncul puncak kecintaan yang menjadi salah satu pilar utama dalam penghambaan kepada Allah. Sikap ini telah tergambar dalam petikan doa sayyidul istighfar yang di dalamnya disebutkan ungkapan ‘abuu’u laka bini’matika ‘alayya… artinya; aku mengakui kepada-Mu ya Allah atas segala nikmat yang Kau curahkan padaku…
Dari sinilah kita mengetahui bahwa banyak orang belum bisa merealisasikan nilai-nilai penghambaan dan tauhid kepada Allah salah satu sebab utamanya adalah karena kurang atau bahkan tidak mengakui dan mengingati-ingat begitu banyak nikmat Allah yang tercurah kepada dirinya. Mereka tenggelam dalam lautan nikmat hingga lupa dari siapa nikmat itu datang… Wallahul musta’aan.